Baru Diserahkan, Program PISEW di Madiun Sudah Terlihat Rusak, Kades: Kecewa Pasti

Foto: Kondisi rabat jalan program PISEW di Kecamatan Pilangkenceng. Dok. Dodik MDNtimes

MDNtimes, Madiun - Retaknya rabat jalan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di Desa Gandul dan Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, diduga akibat kualitas bahan dan campuran cornya yang asal-asalan.

Hal itu disampaikan salah satu warga Desa Luworo yang ikut mengerjakan rabat jalan Program PISEW tersebut. Menurut warga itu, retaknya rabat jalan itu karena bahan yang digunakan kurang bagus serta campuran batu, pasir dan semen tidak menggunakan takaran.

 "Pasire barang niku radi elek. Pas percobaan riyen niko di taker, terus mboten (ditaker) dugi Gandul niko (Pasirnya juga agak jelek. Waktu percoban dulu itu pakai takaran, kemudian tidak pakai takaran lagi sampai Desa Gandul sana-red)," kata salah satu warga saat ditemui didepan rumahnya, Jumat (3/11/2023).

Melihat hasil rabat jalan banyak yang sudah retak itu, warga yang tinggal di RT 7 itu mengaku kecewa. Menurutnya, hal yang sama juga dirasakan warga lain.

 "Kurang marem, warga lain beneke (kedengarannya-red) nggih kecewa," tambahnya.

Foto: Kondisi rabat jalan program PISEW di Kecamatan Pilangkenceng. Dok. Dodik MDNtimes

Sementara itu, pendamping Program PISEW Kecamatan Pilangkenceng, Bayu Eka bersama Ketua Kelompok Kerja Antar Desa (KKAD) Adi Sujono membantah keterangan warga tersebut.

Kata Bayu, bahan material yang digunakan rabat jalan itu kualitasnya bagus. Sedangkan campuran cornya menggunakan takaran sesuai campuran saat pembuatan beton sample.

 "Saya pantau terus, dari bahan, dari cara pengerjaan. Kalaupun ada bahan yang tidak sesuai saya tolak. Kalau cornya ada ukurannya pakai Dolak terus," ungkap Bayu, saat dijumpai di Kantor Desa Gandul, Jumat (3/11)

Terkait permukaan cor yang kelihatan batu serta berdebu itu, menurut Bayu karena faktor cuaca dan warga yang ngeyel melewati jalan yang belum waktunya bisa dilewati serta kurangnya rendaman air.

 "Cuaca itu. Ya disiram, ada yang pakai tanggul (rendam-red) ada yang disiram biasa," tambahnya.

Senada dengan warga, Kepala Desa Gandul juga mengaku kecewa dengan kondisi rabat jalan yang sudah banyak yang retak tersebut. Meski begitu, Sunarto menyadari setiap pekerjaan itu ada kurang dan lebihnya.

 "Kecewa pasti, tapi yang jelas kita kan ada plus minusnya," kata Sunarto, Dodik
Previous Post Next Post