Ratusan orang yang menggunakan sarung dan jilbab itu merupakan santri dari sejumlah pondok pesantren bersama para aparatur sipil negara (ASN) serta anggota TNI dan Polri yang mengikuti upacara HSN VIII.
Selaku inspektur upacara, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan, bahwa penetapan Hari Santri Merujuk pada seruan Resolusi Jihad dengan pencetus Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad yang dimaksud Sugiri, adalah fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. '
"Para ulama dan santri pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia bergerak bersama membela Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan dari serangan musuh," kata Sugiri.
Sugiri juga mengungkapkan, selama ini para santri tetap memegang peranan penting pasca kemerdekaan. Selain itu, Sugiri berharap para santri juga tidak hanya belajar tentang agama , melainkan juga terlibat aktif di kancah politik, sektor pendidikan, sosial, ekonomi, dan ilmu pengetahuan demi kemajuan bersama.
"Kita harus bergerak serentak untuk mewujudkan Ponorogo Hebat,'' tegasnya
Upacara HSN yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ponorogo tersebut, Menurut Sugiri, mengacu pada Surat Edaran Menteri Agama, Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan Hari Santri 2022 dengan tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. (*/dep).
