Madiun, MDNtimes.id - Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya hidup sehat, PT Prodia Widyahusada, Tbk menghadirkan program Prosiding Healthcare Services for All atau menyediakan layanan kesehatan untuk semua masyarakat.
Dalam mengaplikasikan program itu, Prodia membuka skrining demensia gratis yang didedikasikan untuk masyarakat berusia lanjut, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap demensia sekaligus memberikan akses skrining gratis yang lebih luas.
Pada tahun 2025 ini, Prodia menargetkan 20.000 peserta skrining demensia dengan harapan semakin banyak peserta yang mengikuti program ini, maka semakin banyak juga masyarakat yang aware dan teredukasi akan keberadaan demensia serta risiko gejala yang mungkin timbul.
"Program ini dilaksanakan sejak tanggal 24 Februari hingga 31 Desember 2025 di 95 cabang Prodia yang telah memiliki izin klinik di seluruh Indonesia," ujar Branch Manager Prodia Madiun Partini, Senin (2/6/2025).
Menurut Partini, Kegiatan skrining yang bertajuk “Menjaga Memori berharga di Usia Emas, Waspadai Gejala Demensia” merupakan salah satu upaya Prodia untuk membangun awareness mengenai demensia kepada pelanggan dan masyarakat.
"Kegiatan skrining ini digelar di Graha INKA dihadiri langsung LIta Murti Hastanti selaku General Manager Human Capital and General Affairs PT INKA (Persero), beserta segenap perwakilan manajemen PT INKA (Persero), dan sejumlah dokter ahli dari Prodia," jelas Partini.
Sebagai pionir layanan diagnostik
kesehatan yang terbesar di Indonesia, kami menyambut baik penyelenggaraan kegiatan skrining demensia ini. Kegiatan Skrining ini merupakan bagian dari inisiatif Prodia yang telah diluncurkan pada 10 Maret lalu, sebagai bentuk kontribusi sosial terhadap pencegahan bertambahnya penyandang demensia pada masyarakat berusia lanjut.
"Kami harap melalui skrining ini dapat menjadi langkah intervensi dini terhadap gejala penyakit neurodegeneratif dan mampu meningkatkan ualitas hidup masyarakat berusia lanjut,” tambah Partini.
Sebelum melakukan prosedur skrining, kata Partini, para pasien akan menerima materi sosialisasi dan pemaparan dari dokter Prodia, dr. Haryo Hadiathmo, yang menjelaskan informasi singkat tentang penyakit demensia, gejala yang dialami, dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
Setelah menerima materi sosialisasi, pasien akan mengawali proses skrining dengan pengisian kuesioner AD-8 INA yang dipandu oleh beberapa tim Prodia, untuk melakukan penilaian awal apakah terdapat ecurigaan gangguan kognisi.
Jika hasil kuesioner AD-8 INA menunjukan hasil lebih dari sama dengan 2 (≥2), maka akan lanjutkan dengan skrining lanjutan MOCA-INA bersama para dokter Prodia, seperti dr. Haryo Hadiathmo, dr. Dyah rabaningrum, dan dr. Kinanti Lingga Puti.
Jika hasil skor MOCA-INA kurang dari sama dengan 25 (≤25), maka terindikasi
terjadi penurunan fungsi kognitif.
Sementara itu, General Manager Human Capital and General Affairs PT INKA (Persero), Lita Murti Hastanti, menyampaikan apresiasinya kepada Prodia atas upaya pencegahan dan penanggulangan gejala demensia sedari dini.
"PT INKA (Persero) mengucapkan terima kasih atas inisiatif Prodia dalam menyelenggarakan skrining demensia gratis bagi karyawan PT INKA," ujarnya.
Kegiatan ini merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam menjaga kesehatan karyawan, khususnya yang telah memasuki usia 50 tahun ke atas, serta menjaga komitmen perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
"kami berharap skrining ini dapat menjadi langkah awal dalam penanggulangan demensia secara lebih terarah dan berkelanjutan,” papar Lita.
Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk.
Laboratorium klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Dr. Andi Widjaja, MBA beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati.
Seluruh cabang Prodia telah mendapatkan akreditasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satunya dari College of American Pathologist (CAP), sebuah Lembaga
profesi bidang laboratorium kesehatan di Amerika Serikat yang mendapatkan pengakuan internasional – selama 10 tahun berturut-turut. Dengan Akreditasi CAP ini, kualitas standar suatu Laboratorium klinik dinilai berdasarkan acuan Internasional, karenanya hasil Prodia dapat dipergunakan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara.
Sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.
Pada 7 Desember 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana Prodia sebagai emiten ke-15 di tahun 2016, dengan kode saham “PRDA”. Dalam aksi korporasi itu, Prodia telah menawarkan saham perdana sebanyak 187,5 juta lembar saham. Dengan demikian, dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham
(IPO) perseroan mencapai sebesar Rp1,22 triliun.
Hingga 30 April 2025, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 370 outlet, di 80 kota, 108 kabupaten, dan 34 provinsi di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya
merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre (PCHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).
Prodia telah meluncurkan Kontak Prodia diantaranya call centre 1500-830 dan personal assistant virtual berbasis online Tanya Prodia (TANIA) yang dapat diakses melalui Whatsapp 08551500830, Telegram: @prodia.id, Facebook Messenger: @prodia.id dan Web Widget Prodia: www.prodia.co.id. Layanan Prodia juga dapat dijangkau melalui
Aplikasi U by Prodia yang dapat diunduh melalui App Store & PlayStore.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi www.prodia.co.id atau menghubungi:
Marina Eka Amalia
Corporate Secretary PT Prodia Widyahusada Tbk.
Ph. +62-21-3144182
Email corporate.secretary@prodia.co.id
Reskia Dwi Lestari
Marketing Communication Manager
PT Prodia Widyahusada Tbk
Ph. +62-21-3144182 ext 3762
Email reskia.dwi@prodia.co.id