Menurut Kapolres Ngawi, AKBP Dwiasi Wiyatputera, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim Inafis Polres Ngawi dan pihak medis serta autopsi, penyebab kematian korban karena adanya sumbatan jalan nafas, dibuktikan dengan adanya sianosis pada kuku-kuku tangan membiru.
“Ditemukan jasad perempuan kondisi sudah membusuk. Hanya pakaian yang utuh, mengenakan jaket kaos dan celana sudah setengah lutut. Diduga korban dibunuh, karena ada jeratan kain di lehernya. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Inafis Polres Ngawi dan pihak medis serta autopsi penyebab kematian adanya sumbatan jalan nafas, dibuktikan dengan adanya sianosis pada kuku-kuku tangan membiru," kata AKBP Dwiasi.
Dari hasil autopsi, Kata AKBP Dwiasi, Korban berjenis kelamin perempuan, dengan ciri-ciri tinggi badan sekira 155 cm, berambut ikal, panjang rambut kurang lebih 40 cm, berbadan gemuk dan umur perkiraan antara 20 sampai dengan 30 tahun.
"Kami umumkan kepada masyarakat luas, apabila ada keluarga yang hilang dan memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan tadi, bisa langsung menghubungi Polres Ngawi atau kantor polisi terdekat," jelas Kapolres.
Awalnya, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh Sukamto (59) yang menggarap lahan milik perhutani tersebut. Saat itu, dirinya terkejut saat melihat tengkorak manusia dilahan yang digarapnya itu. Sukamto, kemudian melaporkan penemuan mayat itu kepada Kepala Dusun dan berlanjut sampai ke Polsek Kedunggalar.
Setelah mendapatkan laporan itu, anggota Polsek Kedunggalar dan Satreskrim Polres Ngawi segera mendatangi lokasi dan mendapati mayat mengenakan jaket bermerk Eiger berwarna biru dongker, kaos, gelang di kedua tangan, serta celana yang sudah melorot sampai lutut. */Eko